Sejak awal penciptaan manusia, sistem kelas telah mengakar dalam sejarah peradaban. Menurut kepercayaan keagamaan, peristiwa yang menandai awal mula sistem kelas ini dapat ditelusuri kembali hingga zaman Nabi Adam. Kisah ini berkaitan dengan penolakan Iblis terhadap keputusan Allah yang menciptakan Adam dan memberinya kedudukan yang mulia.
Dalam kepercayaan Islam, Nabi Adam dianggap sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Namun, peristiwa yang menciptakan sistem kelas dimulai ketika Iblis menolak tunduk kepada keputusan Allah. Iblis merasa di atasnya Adam karena Ia, sebagai makhluk yang diciptakan dari api, menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam yang terbentuk dari tanah.
Penolakan Iblis terhadap perintah Allah ini tidak hanya merupakan pemberontakan terhadap kehendak Tuhan, tetapi juga menjadi akar dari godaan yang menghantui manusia. Iblis, yang terus menerus menghasut dan menyesatkan, membangkitkan rasa sombong dalam hati manusia. Sikap sombong inilah yang kemudian menjadi pemicu munculnya sistem kelas dalam masyarakat manusia.
Godaan Iblis untuk bersikap sombong menciptakan divisi dalam masyarakat manusia. Dari sifat sombong ini, timbullah keinginan untuk merasa lebih unggul dibandingkan orang lain. Inilah titik awal dari pembentukan kelas sosial, di mana kelompok atau individu tertentu merasa memiliki kedudukan yang lebih tinggi atau lebih mulia dibandingkan yang lain.
Sejak saat itu, sistem kelas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia. Tidak hanya dalam konteks keagamaan, tetapi juga menciptakan dampak dalam semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Sistem kelas muncul sebagai hasil dari godaan sombong yang terus menerus mempengaruhi manusia.
Dalam berbagai kitab suci dan tulisan keagamaan, peringatan terhadap bahaya sikap sombong dan pembentukan sistem kelas seringkali diulang. Firman Allah dalam Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad memberikan petunjuk tentang pentingnya kesederhanaan, kerendahan hati, dan kesetaraan di antara umat manusia.
Salah satu kutipan yang relevan dalam konteks ini dapat ditemukan dalam Al-Qur'an Surah Al-Hujurat (49:13): "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal."
Komentar
Posting Komentar