Kita semua tahu, Tuhan adalah pencipta segalanya. Dia menciptakan alam semesta, bumi yang indah ini, dan tentu saja, Dia juga menciptakan kita, manusia super hebat dengan akal budi yang luar biasa. Nah, dalam kebaikan-Nya, Dia memberikan kita alam ini, lengkap dengan segala kekayaan dan sumber daya yang melimpah ruah. Hanya bayangkan, itu adalah surga kecil di bumi!
Tapi, tentu saja, seiring berjalannya waktu, manusia mulai melupakan kasih sayang dan kebijaksanaan Tuhan ini. Mereka menjadi tamak dan serakah. Mereka melihat segala kekayaan alam ini, dan apa yang mereka lakukan? Mereka mulai mengeksploitasinya tanpa ampun. Mereka menggali tanah untuk kekayaan tambang, mereka menebang pohon-pohon indah untuk membuat rumah mewah mereka, dan mereka mengejar keuntungan materi dengan mengabaikan nilai-nilai keadilan sosial.
Tuhan menciptakan alam ini sebagai tempat bagi kita untuk hidup dengan damai dan harmonis. Dia memberi kita air bersih untuk diminum, tanah subur untuk ditanami, dan hutan hijau yang menakjubkan untuk menghirup udara segar. Tapi, kita melupakan betapa berharganya semua ini. Alih-alih merasa terhormat dan berterima kasih, kita bertindak seolah-olah kita memiliki hak eksklusif atas semua ini.
Dan kemudian, dengan penuh semangat, kita menciptakan sistem ekonomi yang tidak adil. Kekayaan menjadi semakin terkonsentrasi di tangan segelintir orang kaya yang serakah, sementara mayoritas orang hidup dalam kemiskinan. Ketimpangan yang tumbuh menjadi kian besar, tetapi siapa peduli? Setidaknya, bukan Tuhan yang menciptakan kemiskinan ini, kita sendiri yang melakukannya!
Bahkan, kita juga menciptakan perang dan konflik yang mengerikan. Darah manusia tumpah sia-sia karena kita berjuang untuk lebih banyak kekayaan dan kekuasaan. Dan akibatnya, orang-orang menjadi pengungsi, kehilangan segalanya, hidup dalam penderitaan dan kemiskinan. Jangan salahkan Tuhan untuk ini, kami-lah yang mengambil keputusan buruk dan bertindak dengan kebodohan.
Namun, tentu saja, kita tidak ingin mengakui kesalahan kita. Alih-alih itu, kita mencari kambing hitam, dan siapa yang lebih mudah untuk disalahkan daripada Tuhan? Ah, Tuhan, mengapa Engkau menciptakan kemiskinan ini? Mengapa Engkau membuat orang-orang menderita? Padahal, kenyataannya, Tuhan telah memberi kita alam yang melimpah ruah untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Tapi, kita-lah yang memilih untuk tidak membagi kekayaan ini dengan adil.
Jadi, mari kita akui, kemiskinan ini adalah produk dari keserakahan dan ketamakan manusia. Tuhan tidak menciptakan kemiskinan; itu adalah hasil dari pilihan kita sendiri. Kita harus bertanggung jawab atas tindakan kita dan belajar dari kesalahan kita. Mari berbagi kekayaan alam ini dengan adil, dan mari berusaha untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera bagi semua manusia. Dan, mungkin, di sinilah kita bisa menemukan kembali keberkahan yang Tuhan telah berikan kepada kita.
Komentar
Posting Komentar