Langsung ke konten utama

Intelektual Muslim Bicara Soal Era Digital

Pembahasan mengenai perkembangan silam di era digital, khususnya yang dilakukan oleh kaum intelektual, selalu tampak begitu menarik, inovatif, dan penuh ide-ide brilian. Namun, apakah benar-benar perlu membahas hal tersebut? Bukankah lebih relevan untuk fokus pada masalah-masalah sosial yang lebih mendesak? Entah mengapa, para intelektual muslim terkadang tampak begitu terobsesi dengan digitalisasi dan teknologi, seolah-olah dunia ini hanya akan maju dan menjadi lebih baik jika semuanya berubah menjadi "digital".

Saya tak dapat mengabaikan fakta bahwa teknologi digital telah membawa banyak manfaat dan perubahan positif bagi masyarakat. Namun, mari kita perhatikan fakta bahwa ada masalah-masalah sosial yang jauh lebih mendesak yang perlu mendapatkan perhatian utama. Misalnya, kemiskinan yang masih melanda banyak bagian dunia, ketimpangan sosial yang semakin membesar, dan konflik-konflik yang tak kunjung usai di berbagai belahan bumi.

Bukankah lebih logis jika sebelum kita terlalu terpaku pada era digital, kita harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah-masalah sosial ini? Apa gunanya memiliki teknologi digital yang canggih jika masih ada jutaan orang yang harus tidur dengan perut kosong setiap malam? Tidak bisakah para intelektual ini melihat kenyataan yang ada di sekitar mereka, bukankah mereka memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa untuk melihat dan memahami masalah-masalah ini?

Sungguh aneh melihat bagaimana beberapa intelektual terus-menerus membahas optimalisasi di era digital tanpa menyadari bahwa digital hanyalah alat, dan alat tersebut hanya akan berguna jika digunakan dengan bijaksana. Digitalisasi bukanlah tujuan akhir dari peradaban manusia; itu hanya sebuah cara untuk mencapai tujuan. Maka, sebelum berpikir terlalu jauh tentang era digital, lebih baik kita berfokus pada tujuan utama kita: menciptakan dunia yang lebih baik dan adil bagi semua orang.

Sebagai contoh, marilah kita lihat bagaimana teknologi digital dan media sosial telah digunakan untuk menyebarkan berita palsu dan memanipulasi opini publik. Maraknya hoaks dan ujaran kebencian di platform digital telah menyebabkan perpecahan dan ketidakstabilan sosial di berbagai negara. Bukankah lebih mendesak untuk membahas bagaimana mengatasi masalah ini daripada membahas bagaimana meningkatkan teknologi digital yang lebih canggih?

Sebagai kaum intelektual, seharusnya mereka mampu melihat bahwa ada masalah-masalah sosial yang memerlukan solusi mendesak. Mereka harus lebih berfokus pada bagaimana mengatasi ketimpangan sosial, mengurangi kemiskinan, dan memperkuat persatuan di tengah perbedaan. Digitalisasi hanyalah salah satu alat untuk mencapai tujuan ini, bukan tujuan itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayat-Ayat Al-Quran tentang Teknologi Modern: Menggali Hikmah dan Panduan dalam Era Digital

Dalam era modern ini, perkembangan teknologi telah membawa dampak signifikan pada kehidupan manusia. Teknologi modern seperti internet, smartphone, dan media sosial telah merubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi. Dalam menghadapi tantangan dan manfaat yang ditawarkan oleh teknologi modern, banyak orang mencari panduan moral dan etika dalam ajaran agama. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, memiliki hikmah dan pedoman yang dapat diterapkan dalam konteks teknologi modern. Dalam narasi ini, kami akan menggali ayat-ayat Al-Quran yang relevan dengan teknologi modern dan menguraikan hikmah serta panduan yang dapat diambil dari ayat-ayat tersebut. I. Pemanfaatan Teknologi untuk Pencarian Ilmu Ayat Al-Quran yang pertama yang relevan dengan teknologi modern adalah ayat yang menekankan pentingnya mencari ilmu. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mujadalah (58:11), "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa d...

Konsep Ruang dan Waktu dalam Al-Qur'an: Perspektif Ilmiah dan Keagamaan

Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, bukan hanya merupakan panduan spiritual, tetapi juga menyediakan wawasan tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk konsep ruang dan waktu. Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang membahas tentang kebesaran Allah SWT yang meliputi dimensi ruang dan waktu. Artikel ini akan mengeksplorasi konsep ruang dan waktu dalam Al-Qur'an dari dua perspektif: ilmiah dan keagamaan. 1. Konsep Ruang dalam Al-Qur'an Dalam Al-Qur'an, Allah SWT sering disebutkan sebagai Zat Yang Maha Luas, mencerminkan pemahaman tentang dimensi ruang yang tak terbatas. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah (2:255), Allah berfirman: "Dan Dia meliputi langit dan bumi." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak terbatas oleh ruang, tetapi sebaliknya, ruang di dalam ciptaan-Nya. Konsep tentang keberadaan Allah yang melampaui dimensi ruang telah membangkitkan rasa kagum dan ketakjuban di kalangan cendekiawan Muslim. Selain itu, Al-Qur'an juga menggambarkan dimensi ...

Menggali Perspektif Islam tentang "Cewe Friendly": Pertimbangan Mengapa Mereka Tidak Ideal Sebagai Pasangan

Dalam pandangan Islam, hubungan antara pria dan wanita memiliki batasan yang jelas dan prinsip-prinsip yang diatur oleh ajaran agama. Dalam era modern ini, istilah "cewe friendly" telah menjadi populer untuk menggambarkan wanita yang sangat ramah dan akrab dengan banyak pria. Namun, dalam konteks hubungan dan pernikahan, ada beberapa alasan yang menunjukkan bahwa menjadi pasangan dengan seorang "cewe friendly" mungkin kurang baik. Artikel ini akan membahas alasan-alasan tersebut dengan merujuk pada prinsip-prinsip Islam dan pendekatan agama terhadap hubungan antara pria dan wanita. 1. Penciptaan Batasan dalam Hubungan Dalam Islam, terdapat pandangan bahwa hubungan antara pria dan wanita seharusnya didasarkan pada batasan-batasan yang jelas. Sebuah hubungan yang serius dan bertujuan menuju pernikahan seharusnya dibangun di atas dasar saling menghormati, menjaga batasan fisik dan emosional, serta berkomitmen dalam ikatan pernikahan. Wanita yang terlalu ramah dan akrab...