Dalam fisika, kekekalan energi adalah konsep fundamental yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah bentuknya. Namun, konsep ini tampaknya bertentangan dengan pandangan tauhid, yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan bergantung pada kekuasaan-Nya. Artikel ini akan membahas diskusi tentang pertentangan antara kekekalan energi dan tauhid, serta gagasan alternatif tentang bagaimana kedua konsep ini dapat diintegrasikan.
Pertama-tama, mari kita bahas pandangan tauhid tentang
kekekalan energi. Dalam Islam, tauhid adalah konsep bahwa Tuhan adalah
satu-satunya yang berkuasa atas segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu
berasal dari-Nya dan kembali kepada-Nya. Konsep ini juga mencakup keyakinan
bahwa Tuhan mengatur alam semesta dan memelihara keberadaannya.
Dalam konteks ini, kekekalan energi dapat dilihat sebagai
bagian dari sistem yang telah diciptakan oleh Tuhan. Energi yang terkandung
dalam alam semesta bukanlah sesuatu yang terpisah dari Tuhan, melainkan
merupakan bagian dari kekuasaan-Nya yang berkuasa atas segala sesuatu. Oleh
karena itu, penggunaan energi harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan
disesuaikan dengan prinsip-prinsip tauhid.
Namun, beberapa orang mengkritik kekekalan energi dari perspektif
tauhid. Mereka berpendapat bahwa konsep kekekalan energi bertentangan dengan
konsep tauhid karena membatasi kekuasaan Tuhan. Konsep kekekalan energi
mengasumsikan bahwa alam semesta beroperasi secara independen dari kehendak
Tuhan, sehingga Tuhan tidak lagi memiliki kekuasaan penuh atas alam semesta.
Sebagai contoh, beberapa cendekiawan Muslim mengkritik
konsep kekekalan energi dengan mengacu pada konsep qadar atau takdir, yaitu
keyakinan bahwa Tuhan memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu yang terjadi
di dunia. Menurut mereka, konsep kekekalan energi tidak dapat diakomodasi
dengan konsep qadar karena kekekalan energi mengasumsikan bahwa alam semesta
beroperasi secara independen dari kehendak Tuhan.
Meskipun ada kritik terhadap kekekalan energi dari
perspektif tauhid, ada juga konsep alternatif tentang kekekalan energi yang
dapat diintegrasikan dengan konsep tauhid. Salah satu konsep alternatif ini
adalah konsep energi ilahi.
Dalam konsep energi ilahi, energi dipahami sebagai kekuasaan
ilahi yang termanifestasi dalam alam semesta. Energi tidak hanya dipahami
sebagai kekuatan fisik semata, tetapi juga sebagai wujud kekuasaan ilahi yang
memberi kehidupan pada alam semesta. Dalam pandangan ini, energi dapat dipahami
sebagai sebuah konsep yang lebih luas dan holistik, yang mencakup aspek
spiritual dan metafisik dari kehidupan.
Pandangan ini sejalan dengan konsep tauhid, yang mengajarkan
bahwa Tuhan adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mengendalikan dan mengatur
seluruh alam semesta. Dalam pandangan tauhid, keberadaan energi ilahi adalah
sebuah keniscayaan, karena Tuhan adalah sumber segala kekuatan dan energi yang
ada di alam semesta.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa konsep energi ilahi
bukanlah sebuah pengganti atau penyangkal dari konsep kekekalan energi yang
telah ada. Sebaliknya, konsep ini dapat dianggap sebagai sebuah tambahan yang
dapat memperkaya pemahaman kita tentang energi dan keberadaannya di alam
semesta.
Dalam konteks ini, para cendekiawan dan ulama Muslim telah
mengajukan berbagai gagasan dan penjelasan tentang konsep energi ilahi, yang
dapat membantu kita memahami lebih lanjut tentang keberadaan energi dan
kehidupan itu sendiri. Dengan memperhatikan pandangan-pandangan ini, kita dapat
mengembangkan gagasan dan praktik yang lebih holistik dan berkelanjutan, yang
mencakup aspek-aspek spiritual dan metafisik dari kehidupan, serta
memperhatikan hubungan kita dengan lingkungan dan alam semesta secara
keseluruhan.
Dalam kesimpulannya, konsep energi dalam perspektif tauhid
dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan holistik tentang kehidupan dan
alam semesta. Dengan mempertimbangkan perspektif ini, kita dapat memperkaya
pemahaman kita tentang konsep energi dan keberadaannya di alam semesta, serta
mengembangkan gagasan dan praktik yang lebih berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
Referensi:
- Al-Attas, S. M. N. (1995). Prolegomena to the Metaphysics of Islam. Kuala Lumpur: ISTAC.
- Azmi, M. R. (2011). Kekekalan Energi dari Perspektif Fisika dan Tauhid. Jurnal Fikrah, 2(1), 1-17.
- Nasr, S. H. (1993). An Introduction to Islamic Cosmological Doctrines. Albany: SUNY Press.
- Rizvi, S. S. A. (2000). Energy Conservation and Islam. New York: Institute of Islamic Studies.
Komentar
Posting Komentar