A. Menyampaikan ajaran Islam yang baru dalam masyarakat yang memiliki budaya dan tradisi yang kuat
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Rasulullah dalam
mengorganisir masyarakat adalah dalam hal menyampaikan ajaran Islam yang baru
dalam masyarakat yang memiliki budaya dan tradisi yang kuat. Masyarakat Arab
pada masa itu adalah masyarakat yang terikat dengan tradisi dan budaya yang
kuat, yang sulit untuk ditinggalkan atau diubah.
Namun, Rasulullah memiliki pendekatan yang tepat untuk
mengatasi tantangan ini. Beliau mengajarkan Islam dengan cara yang sangat
persuasif, dengan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat,
memperlihatkan tindakan yang baik dan sabar dalam menghadapi mereka yang
meragukan ajaran Islam. Hal ini bisa ditemukan dalam banyak riwayat yang
menceritakan bagaimana Rasulullah membangun hubungan baik dengan orang-orang di
sekitarnya, dan memperlihatkan bagaimana ajaran Islam dapat memperbaiki hidup
mereka.
Sebagai contoh, dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim,
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya yang paling utama dalam perkara agama
adalah memperbaiki akhlak." Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, dan memberikan teladan yang
baik dalam tindakan dan perilaku.
Selain itu, Rasulullah juga menggunakan media komunikasi
yang efektif untuk menyebarkan ajaran Islam, seperti melalui pidato dan kisah-kisah
yang inspiratif. Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak kisah-kisah yang disampaikan
untuk memotivasi dan menginspirasi orang-orang untuk memahami dan menerima
ajaran Islam.
Dalam bukunya "The Life of Muhammad", penulis
Muhammad Husayn Haykal menulis, "Rasulullah memiliki kemampuan untuk
berbicara dengan banyak orang dalam bahasa yang dapat mereka pahami. Ia juga
sangat efektif dalam menyampaikan ajaran Islam dengan menggunakan kisah-kisah
dan perumpamaan yang dapat menarik perhatian pendengarnya."
Dengan cara-cara ini, Rasulullah berhasil menyampaikan
ajaran Islam kepada masyarakat yang memiliki budaya dan tradisi yang kuat, dan
membangun masyarakat yang terorganisir berdasarkan ajaran Islam. Hal ini
menjadi bukti keberhasilan pendekatan Rasulullah dalam menghadapi tantangan
dalam menyampaikan ajaran Islam pada masanya.
B. Mengatasi resistensi dari kelompok-kelompok yang merasa terancam dengan pesan yang disampaikan
Rasulullah menghadapi banyak resistensi dari
kelompok-kelompok yang merasa terancam dengan pesan yang disampaikannya.
Kelompok-kelompok tersebut cenderung menentang dan menghambat upaya pengorganisiran
masyarakat yang dilakukan oleh Rasulullah. Mereka merasa bahwa ajaran Islam
yang disampaikan oleh Rasulullah akan merusak tatanan sosial dan kekuasaan yang
mereka miliki.
Tantangan ini dihadapi oleh Rasulullah sejak awal dakwahnya.
Beberapa pemimpin Mekah yang kuat dan berpengaruh, seperti Abu Lahab dan Abu
Jahal, merupakan pengkritik dan penentang yang tegas terhadap ajaran Islam.
Selain itu, mereka juga melakukan berbagai macam upaya untuk menghentikan
Rasulullah dan para pengikutnya, mulai dari penganiayaan hingga pembunuhan.
Namun, Rasulullah dan para pengikutnya tetap gigih dalam
mengemban tugasnya. Mereka tidak berhenti dalam menyampaikan ajaran Islam,
bahkan dalam kondisi sulit sekalipun. Meskipun banyak yang menentang dan
menghalangi, Rasulullah selalu menjaga sikap yang lembut dan sabar dalam
menghadapi resistensi dari kelompok-kelompok tersebut.
Dalam mengatasi resistensi ini, Rasulullah membangun
hubungan yang baik dengan kelompok lain yang bersedia mendengarkan ajarannya.
Ia juga mengajarkan kebijaksanaan, toleransi, dan kesabaran kepada para
pengikutnya dalam menyikapi resistensi yang diberikan oleh kelompok-kelompok
tersebut.
Referensi:
- Muhammad Hamidullah, The Life and Work of the Prophet of Islam, 2006
- Martin Lings, Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources, 1983
- Karen Armstrong, Muhammad: A Prophet for Our Time, 2006.
Komentar
Posting Komentar