Islam progresif adalah gerakan keagamaan dan sosial yang menekankan nilai-nilai universal dan pemikiran kritis dalam Islam. Gerakan Islam progresif mengedepankan pemikiran-pemikiran progresif yang mengakomodasi nilai-nilai Islam dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap perubahan, menekankan pada inklusivitas, toleransi, hak asasi manusia, keadilan sosial, kesetaraan gender, dan kebebasan berpendapat. Gerakan ini juga menolak interpretasi Islam yang dogmatis dan menghalangi perkembangan pemikiran. Gerakan Islam progresif dapat muncul dari kalangan intelektual, aktivis, atau kelompok-kelompok keagamaan yang ingin merespons tantangan sosial, politik, dan ekonomi dengan sudut pandang yang lebih progresif.
Gerakan Marxis dan Islam Progresif memiliki sejarah yang
panjang dan bercabang. Di satu sisi, sejarah hubungan antara keduanya
seringkali dipenuhi dengan ketegangan dan konflik, terutama pada masa lalu. Di
sisi lain, terdapat sejumlah gerakan Islam Progresif yang mencoba untuk
memadukan prinsip-prinsip Marxis dengan nilai-nilai Islam dalam upaya untuk
menghasilkan perubahan sosial dan politik yang lebih baik.
Pengaruh gerakan Marxis terhadap gerakan Islam Progresif
dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Beberapa kelompok Islam Progresif,
terutama di wilayah yang terkena dampak kolonialisme atau imperialisme,
terpengaruh oleh pemikiran Marxis dan menggunakan analisis kelas dalam
menjelaskan ketidakadilan sosial dan ekonomi. Namun, di sisi lain, banyak
kelompok Islam Progresif menolak Marxis sebagai ideologi sekular dan tidak
mengakui adanya Tuhan, serta tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam yang
mendasar.
Dalam beberapa kasus, gerakan Marxis dan Islam Progresif
saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, seperti dalam
perjuangan untuk membebaskan Palestina atau melawan rezim otoriter di berbagai
negara. Namun, konflik dan ketegangan tetap ada, terutama di wilayah yang
melihat Marxis sebagai ancaman terhadap nilai-nilai Islam tradisional.
Gerakan Marxisme dan Islam Progresif memiliki beberapa
persamaan dalam pemikiran dan tindakan sosial. Keduanya memiliki tujuan untuk
memperjuangkan keadilan sosial dan penghapusan kesenjangan antara kaum elit dan
rakyat jelata. Meskipun Marxisme dan Islam Progresif
memiliki beberapa kesamaan dalam tuntutan sosial dan keadilan, tetapi keduanya
memiliki perbedaan yang mendasar. Beberapa persamaan antara Marxisme dan Islam
Progresif adalah sebagai berikut:
- Keadilan sosial: Baik Marxisme maupun Islam Progresif menuntut keadilan sosial bagi semua orang.
- Anti-kapitalisme: Keduanya menentang sistem kapitalisme dan mengkritik sistem ekonomi yang memungkinkan eksploitasi manusia oleh manusia.
- Persamaan hak: Marxisme dan Islam Progresif sama-sama menyerukan persamaan hak antara semua orang, terlepas dari kelas, agama, atau gender.
Beberapa tokoh ulama Islam progresif yang cukup dikenal di
antaranya:
- Fazlur Rahman: Seorang sarjana Islam asal Pakistan yang mendalami pemikiran-pemikiran kontemporer dalam Islam. Ia terkenal dengan pandangannya yang progresif dan modern mengenai tafsir Al-Quran dan metode ijtihad.
- Abdullah Saeed: Seorang akademisi asal Australia yang menekankan pentingnya pendekatan kritis terhadap sumber-sumber hukum Islam. Ia mengajarkan studi Islam di beberapa universitas ternama di Australia dan terkenal dengan karyanya tentang hukum Islam, termasuk hukum keluarga dan perdagangan.
- Khaled Abou El Fadl: Seorang profesor hukum Islam di Universitas California Selatan dan tokoh Islam progresif terkemuka di Amerika Serikat. Ia menulis banyak buku tentang hukum Islam, hak asasi manusia, dan kebebasan beragama.
- Amina Wadud: Seorang aktivis dan cendekiawan Islam asal Amerika Serikat yang dikenal karena memimpin shalat Jumat campuran di Afrika Selatan pada tahun 1994. Ia juga dikenal sebagai pengkritik tradisi interpretasi Islam yang patriarkal dan penulis buku tentang feminisme dan Islam.
- Asma Barlas: Seorang profesor sosiologi dan direktur program Studi Asia Selatan di Universitas Ithaca di New York. Ia menulis banyak buku tentang feminisme dan Islam, termasuk buku terkenal "Believing Women" in Islam.
- Abdullahi Ahmed An-Na'im: Abdullahi Ahmed An-Na'im (lahir 1946) adalah seorang profesor dan aktivis hak asasi manusia yang terkenal dengan konsep "Islam sekular". Ia berpendapat bahwa Islam harus terpisah dari negara, sehingga masyarakat bisa bebas memilih agama mereka sendiri.
- Khaled Abou El Fadl: Profesor Khaled Abou El Fadl (lahir 1963) adalah seorang cendekiawan Muslim terkenal asal Mesir yang berbasis di Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai seorang aktivis hak asasi manusia dan mempromosikan pemikiran Islam progresif.
- Asghar Ali Engineer: Asghar Ali Engineer (1939-2013) adalah seorang pemikir Muslim terkenal asal India. Ia memperjuangkan hak-hak perempuan, hak-hak minoritas, dan perjuangan melawan terorisme.
- Fatima Mernissi: Fatima Mernissi (1940-2015) adalah seorang aktivis hak-hak perempuan dan seorang sosiolog asal Maroko. Ia terkenal dengan konsep "Islam feminis" dan memperjuangkan kesetaraan gender dalam Islam.
Komentar
Posting Komentar