Langsung ke konten utama

Alat Dan Cara Bersuci Menurut Madzhab Syafi’i

Menurut Madzhab Syafi’i, ada empat jenis penyuci yang dapat menyucikan benda cair dan beku: 

A. Air Mutlak

Air mutlak adalah air biasa tanpa ada tambahan apa pun atau tidak disertai dengan sifat apa pun seperti air memuncrat seperti air mani dan air kencing. Air mutlak ini terbagi kepada beberapa bagian:

1. Air yang turun dari langit. Ia terbagi kepada tiga hal:

a) Air Hujan.

b) Air salju yang mencair (adz-dzaub).

c) Air es (bard).

2. Air yang bersumber dari bumi, ia terbagi kepada empat hal:

a) Air yang bersumber dari mata air.

b) Air sumur.

c) Air sungai.

d) Air laut.

Air dapat digunakan untuk menghilangkan najis, mengangkat hadas dan juga lainnya, seperti untuk memperbarui wudhu.

Kencing atau muntah anak-anak yang belum memakan makanan selain susu, dan umurnya belum mencapai dua tahun dapat diperciki dengan air. Menurut pendapat ulama Syafi’iyah dan Hanabilah ini khusus untuk anak laki-laki, sedangkan menurut mazhab maliki tidak ada perbedaan antara bayi laki-laki dengan bayi perempuan. Menurut ulama Hanafiyah wajib membasuhnya.

B. Tanah yang menyucikan tidak diglunakan untuk kefardhuan dan tldak bercampur dengan sesuatu yang lain

Tanah jenis ini dapat digunakan untuk menyucikan, berdasarkan firman Allah SWT:

 فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا

.....Maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci)....(An-Nisa:43)

C. Samak

Samak adalah  membuang unsur-unsur lebihan yang melekat pada kulit dan yang dapat merusak kulit, yang kira-kira kulit itu setelah disamak jika direndam atau dibasuh dengan air, maka kulit itu tetap tidak busuk dan tidak rusak. Samak boleh dilakukan dengan qaraz dan tawas. Kulit itu tetap menjadi suci, walaupun alat yang digunakan untuk menyamak itu najis, seperti dengan menggunakan kotoran burung.

D. Takhallul (fermentasi cuka)

Takhallul adalah berubahnya arak menjadi cuka tanpa dimasukkan sesuatu bahan ke dalamnya. Dengan berubahnya menjadi cuka, maka arak itu menjadi suci meskipun ia berubah dengan cara dipindah dari tempat yang terkena cahaya matahari ke tempat yang teduh ataupun sebaliknya. Jika arak itu menjadi cuka disebabkan oleh kemasukan sesuatu bahan dan bahan tersebut tidak memberi pengaruh kepadanya, ataupun karena kejatuhan najis ke dalam arak tersebut, maka ia tetap najis (tidak suci) walaupun najis yang jatuh itu dibuang sebelum ia menjadi cuka.

Bersuci dapat dihasilkan dari empat alat penyuci yaitu wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis. Suci yang terakhir, yaitu menghilangkan najis mencakup ihalah (perubahan).

Barang-barang yang mempunyai permukaan yang licin seperti barang yang terbuat dari besi, kaca dan plastik tidak bisa menjadi suci dengan cara mengusapnya, tetap saja harus dibasuh. Sandal dan sepatu tidak dapat disucikan dengan cara digosok dengan tanah tanpa dibasuh. Air menjadi suci dengan cara ditambah meskipun tidak sampai dua kulah. Tanah yang terkena naji juga menjadi suci dengan cara menuangkan air yang banyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayat-Ayat Al-Quran tentang Teknologi Modern: Menggali Hikmah dan Panduan dalam Era Digital

Dalam era modern ini, perkembangan teknologi telah membawa dampak signifikan pada kehidupan manusia. Teknologi modern seperti internet, smartphone, dan media sosial telah merubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi. Dalam menghadapi tantangan dan manfaat yang ditawarkan oleh teknologi modern, banyak orang mencari panduan moral dan etika dalam ajaran agama. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, memiliki hikmah dan pedoman yang dapat diterapkan dalam konteks teknologi modern. Dalam narasi ini, kami akan menggali ayat-ayat Al-Quran yang relevan dengan teknologi modern dan menguraikan hikmah serta panduan yang dapat diambil dari ayat-ayat tersebut. I. Pemanfaatan Teknologi untuk Pencarian Ilmu Ayat Al-Quran yang pertama yang relevan dengan teknologi modern adalah ayat yang menekankan pentingnya mencari ilmu. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mujadalah (58:11), "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa d...

Konsep Ruang dan Waktu dalam Al-Qur'an: Perspektif Ilmiah dan Keagamaan

Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, bukan hanya merupakan panduan spiritual, tetapi juga menyediakan wawasan tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk konsep ruang dan waktu. Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang membahas tentang kebesaran Allah SWT yang meliputi dimensi ruang dan waktu. Artikel ini akan mengeksplorasi konsep ruang dan waktu dalam Al-Qur'an dari dua perspektif: ilmiah dan keagamaan. 1. Konsep Ruang dalam Al-Qur'an Dalam Al-Qur'an, Allah SWT sering disebutkan sebagai Zat Yang Maha Luas, mencerminkan pemahaman tentang dimensi ruang yang tak terbatas. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah (2:255), Allah berfirman: "Dan Dia meliputi langit dan bumi." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak terbatas oleh ruang, tetapi sebaliknya, ruang di dalam ciptaan-Nya. Konsep tentang keberadaan Allah yang melampaui dimensi ruang telah membangkitkan rasa kagum dan ketakjuban di kalangan cendekiawan Muslim. Selain itu, Al-Qur'an juga menggambarkan dimensi ...

Tiga Ras Manusia dari Keturunan Nabi Nuh

Ras manusia memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dengan beragam faktor yang membentuk keberagaman budaya, bahasa, dan karakteristik fisik di seluruh dunia. Salah satu narasi penting dalam agama-agama Samawi adalah kisah Nabi Nuh (Noah) dan banjir besar yang diutus Allah sebagai hukuman terhadap umat manusia yang telah menyimpang dari ajaran-Nya. Dalam kisah tersebut, Nabi Nuh dikatakan memiliki tiga anak: Sem, Ham, dan Yafet. Tiga anak Nabi Nuh ini dipercaya sebagai leluhur dari tiga ras manusia yang berbeda. Dalam artikel ini, kami akan mengulas lebih lanjut mengenai tiga ras manusia tersebut: Semitik, Hamitik, dan Yafetik. 1. Ras Semitik Dalam naskah agama-agama Samawi, Sem diyakini sebagai leluhur dari ras Semitik. Ras ini meliputi bangsa-bangsa di Timur Tengah seperti bangsa Ibrani (Yahudi), Arab, dan bangsa Aram. Para keturunan Sem dikenal dengan budaya yang kaya dan sejarah yang panjang. Mereka memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan agama dan bahasa di wilaya...