Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Pro dan Kontra Kebijakan Pemerintah Membolehkan Ormas Islam Mengelola Tambang

Kebijakan pemerintah yang membolehkan organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk mengelola tambang telah memicu berbagai reaksi dari masyarakat, akademisi, serta praktisi industri tambang. Kebijakan ini dilihat sebagai langkah yang inovatif oleh beberapa pihak, namun juga menimbulkan kekhawatiran dan kritik dari berbagai sudut pandang lainnya. Berikut adalah analisis mengenai pro dan kontra dari kebijakan ini. Pro Kebijakan 1. Pemberdayaan Ekonomi Umat Salah satu argumen utama yang mendukung kebijakan ini adalah potensinya untuk memberdayakan ekonomi umat Islam. Dengan mengelola tambang, ormas Islam dapat mengumpulkan dana yang signifikan untuk digunakan dalam berbagai program sosial, pendidikan, dan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan komunitas Muslim. 2. Pengelolaan Berbasis Nilai-Nilai Islam Pengelolaan tambang oleh ormas Islam diharapkan dapat dilakukan berdasarkan nilai-nilai Islam yang mengutamakan keadilan, transparansi, dan kesejahteraan masyarakat. Ini dapat menjadi m...

Hukum Ormas Islam Mengelola Tambang: Perspektif Syariah dan Peran Sosial

Mengelola tambang adalah aktivitas yang membutuhkan pengetahuan teknis, regulasi yang ketat, dan tanggung jawab sosial yang besar. Ketika organisasi masyarakat (ormas) Islam terlibat dalam pengelolaan tambang, sejumlah pertanyaan hukum dan etika muncul. Bagaimana pandangan syariah tentang hal ini? Apakah ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diikuti oleh ormas Islam dalam mengelola sumber daya alam seperti tambang? Artikel ini akan mengeksplorasi perspektif syariah mengenai keterlibatan ormas Islam dalam pengelolaan tambang serta implikasi sosialnya. Dalam Islam, pengelolaan sumber daya alam termasuk tambang harus dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah yang meliputi keadilan, kemaslahatan umum, dan keberlanjutan lingkungan. Beberapa prinsip utama yang relevan adalah: 1. Keadilan (Al-'Adl): Pengelolaan tambang harus dilakukan dengan adil, tidak merugikan pihak lain, dan memastikan distribusi manfaat yang merata. Keadilan juga berarti tidak mengeksploitasi pekerj...

Ketika Perempuan Melamar Seorang Pria: Pandangan Islam

Tradisi melamar dalam masyarakat pada umumnya diidentikkan dengan pria yang melamar wanita. Namun, ada pertanyaan menarik yang layak dijelajahi: bagaimana pandangan Islam jika seorang perempuan melamar seorang pria? Dalam artikel ini, kita akan mengupas pandangan Islam mengenai hal ini, mengkaji contoh sejarah dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, serta perspektif dari para ulama. Dalam Islam, melamar atau khitbah adalah proses awal menuju pernikahan. Proses ini bertujuan untuk memastikan kecocokan antara calon pasangan sebelum mereka mengikat janji pernikahan. Islam sebagai agama yang lengkap dan menyeluruh, memberikan panduan yang jelas tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk urusan pernikahan. Islam tidak menetapkan bahwa melamar hanya harus dilakukan oleh pria. Tidak ada larangan dalam syariat yang menghalangi seorang perempuan untuk melamar pria. Ini berarti bahwa dalam pandangan Islam, perempuan memiliki kebebasan untuk menyatakan keinginan menikah kepada pria yang dia anggap coco...

Pengetahuan yang Dimiliki Rasulullah dari Nabi Pendahulunya

Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi terakhir dalam Islam, dianggap sebagai penutup rangkaian panjang para nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk membimbing umat manusia. Dalam Al-Quran dan hadis, banyak pengetahuan dan ajaran yang diemban oleh Nabi Muhammad yang menunjukkan kesinambungan dengan para nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Artikel ini akan mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki oleh Rasulullah dari para nabi pendahulunya dan bagaimana hal ini menunjukkan kesatuan pesan ilahi. Kesinambungan Pesan Kenabian Islam mengajarkan bahwa semua nabi membawa pesan yang sama, yaitu tauhid (keesaan Allah) dan penyerahan diri kepada kehendak-Nya. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang mengonfirmasi dan melanjutkan ajaran para nabi sebelumnya. Al-Quran menegaskan hal ini dalam banyak ayat, antara lain: - Surah Al-Baqarah (2:136): “Katakanlah (Muhammad), ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ism...

Hukum Memajang Foto K-Pop Menurut Islam

K-Pop, atau Korean Pop, telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya pop, mode, dan bahkan identitas penggemar. Di antara para penggemar K-Pop, tidak jarang ditemukan kebiasaan memajang foto idol atau grup K-Pop favorit mereka di rumah, kantor, atau media sosial. Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap kebiasaan ini? Artikel ini akan membahas hukum memajang foto K-Pop menurut perspektif Islam. Prinsip Dasar dalam Islam tentang Gambar dan Patung Untuk memahami hukum memajang foto K-Pop, kita perlu melihat prinsip dasar dalam Islam tentang gambar dan patung. Islam memiliki pandangan yang cukup jelas mengenai representasi visual, terutama yang berkaitan dengan gambar makhluk hidup. 1. Larangan Gambar dan Patung: Beberapa hadis Nabi Muhammad SAW melarang pembuatan dan pemajangan gambar atau patung makhluk hidup. Misalnya, dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling berat siksanya pada hari ki...

Kesulitan Memahami Perempuan: Perspektif Sosial, Psikologis, dan Spiritual dalam Islam

Seringkali muncul anggapan bahwa perempuan sulit dimengerti. Bahkan ada cerita populer yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW, meskipun diberkahi dengan kebijaksanaan dan wawasan yang luar biasa, kadang-kadang mengalami kesulitan dalam memahami perempuan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi pandangan ini dari perspektif sosial, psikologis, dan spiritual dalam Islam. Perempuan, seperti halnya laki-laki, adalah makhluk yang kompleks. Emosi, pengalaman hidup, serta latar belakang budaya dan sosial semuanya berkontribusi pada kompleksitas ini. Psikologi modern menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih ekspresif secara emosional dibandingkan laki-laki. Ini bukan berarti perempuan lebih emosional, tetapi cara mereka mengekspresikan dan mengelola emosi seringkali berbeda. Dalam banyak budaya, termasuk budaya Arab pada zaman Nabi Muhammad SAW, perempuan sering kali menghadapi tekanan sosial yang unik. Mereka memiliki peran yang jelas dalam rumah tangga dan masyarakat yang ser...

Memilih Pasangan dalam Islam: Perspektif Fisik dan Kriteria Lainnya

Memilih pasangan hidup adalah keputusan penting dalam Islam yang melibatkan berbagai kriteria. Salah satu aspek yang sering dipertimbangkan adalah penampilan fisik. Namun, Islam mengajarkan bahwa meskipun penampilan fisik penting, itu bukan satu-satunya atau bahkan yang paling penting. Artikel ini akan menguraikan pandangan Islam tentang pentingnya penampilan fisik dalam memilih pasangan serta kriteria lain yang harus dipertimbangkan. Penampilan fisik diakui sebagai faktor yang sah dalam memilih pasangan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda: “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang baik agamanya, niscaya kamu beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa kecantikan fisik adalah salah satu dari beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memilih pasangan. Namun, penting untuk dicatat bahwa faktor ini tidak berdiri sendiri dan harus dilihat dalam konteks keseluruhan sifat dan karak...

Islam dan Isu Cinta Sesama Jenis: Membatasi Hubungan Seksual dan Pernikahan Sesama Jenis

Islam, sebagai agama yang komprehensif, menawarkan panduan yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk hubungan antar manusia. Salah satu topik yang sering menjadi perdebatan adalah isu cinta sesama jenis. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa Islam membedakan antara perasaan cinta dan tindakan seksual. Meskipun cinta sesama jenis itu sendiri tidak dilarang, Islam melarang hubungan seksual dan pernikahan sesama jenis. Cinta adalah emosi alami yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia. Dalam Islam, cinta mencakup berbagai jenis hubungan, mulai dari cinta kepada Allah, Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, hingga sesama manusia secara umum. Cinta adalah bagian integral dari kehidupan manusia dan memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan sosial dan moral. Namun, cinta dalam Islam juga diatur oleh norma dan hukum yang bertujuan untuk menjaga kesucian, moralitas, dan kesejahteraan masyarakat. Islam menekankan bahwa cinta harus diekspresikan dalam kerangka yang ses...

Sistem Pemilihan pada Masa Umar bin Khattab

Khalifah Umar bin Khattab (r.a.), yang memerintah dari 634 hingga 644 M, adalah salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Di bawah kepemimpinannya, wilayah kekhalifahan Islam berkembang pesat, dan berbagai institusi serta kebijakan yang diterapkan olehnya memiliki dampak besar yang bertahan lama. Salah satu aspek penting dari pemerintahan Umar bin Khattab adalah sistem pemilihan yang ia terapkan untuk memilih penggantinya. Artikel ini akan mengkaji bagaimana sistem pemilihan ini bekerja, prinsip-prinsip yang mendasarinya, dan dampaknya terhadap pemerintahan Islam. Umar bin Khattab adalah khalifah kedua dalam sejarah Islam, setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq (r.a.). Di bawah kepemimpinan Umar, kekhalifahan Islam mengalami ekspansi yang signifikan, mencakup wilayah-wilayah besar dari Persia, Syam, dan Mesir. Umar dikenal karena ketegasan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam menjalankan pemerintahan. Selama masa pemerintahannya, banyak institusi pemerintahan yang diperkuat, dan...

Demokrasi ala Barat dan Negara Madani ala Islam: Mana yang Lebih Baik?

Perdebatan mengenai sistem pemerintahan yang ideal sering kali mengarah pada perbandingan antara demokrasi ala Barat dan konsep negara madani ala Islam. Kedua sistem ini memiliki karakteristik dan prinsip yang berbeda, namun keduanya bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing sistem untuk memahami mana yang mungkin lebih baik dalam konteks tertentu. Demokrasi ala Barat Prinsip-Prinsip Demokrasi Barat Demokrasi ala Barat didasarkan pada sejumlah prinsip inti, termasuk: 1. Kedaulatan Rakyat: Kekuasaan berasal dari rakyat dan diwakilkan kepada pemerintah melalui pemilihan umum. 2. Kebebasan Individu: Menjamin hak-hak asasi manusia seperti kebebasan berbicara, beragama, dan berkumpul. 3. Hukum dan Keadilan: Penegakan hukum yang adil dan setara untuk semua warga negara. 4. Pemilihan Umum yang Bebas dan Adil: Pemilihan yang teratur dan kompetitif untuk memilih perwakilan dan pemimpin. 5. Pe...

Konsep Madani dalam Suatu Negara

Konsep Madani, atau sering dikenal dengan istilah "masyarakat madani" (civil society), adalah gagasan yang mengacu pada pembentukan sebuah masyarakat yang beradab, bermoral, dan adil, yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan kesetaraan. Dalam konteks negara, konsep ini menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengawal dan mengarahkan perkembangan negara menuju kondisi yang ideal. Artikel ini akan mengulas konsep madani dalam suatu negara, dengan penekanan pada nilai-nilai dasar, prinsip-prinsip operasional, dan tantangan dalam implementasinya. Nilai-Nilai Dasar Konsep Madani 1. Keadilan (Al-Adl): Keadilan adalah fondasi utama dalam konsep madani. Negara yang madani harus menjamin keadilan bagi semua warganya tanpa diskriminasi. Keadilan mencakup berbagai aspek, termasuk hukum, ekonomi, sosial, dan politik. Setiap warga negara harus memiliki hak dan kewajiban yang sama di hadapan hukum. 2. Kebenaran (Al-Haq): Kebenaran merupakan nilai yang harus ...

Abdullah Nashih Ulwan dan Filosofi Pendidikan Anak

Abdullah Nashih Ulwan adalah salah satu tokoh pendidikan Islam yang terkenal dengan karya-karyanya yang mendalam mengenai pendidikan anak dalam Islam. Lahir pada tahun 1928 di Suriah, Ulwan merupakan seorang pendidik, cendekiawan, dan penulis produktif yang banyak memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pendidikan Islam. Buku-bukunya, terutama "Tarbiyatul Aulad fil Islam" (Pendidikan Anak dalam Islam), menjadi referensi utama bagi banyak orang tua dan pendidik Muslim di seluruh dunia. Artikel ini akan mengulas filosofi pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan, dengan menyoroti prinsip-prinsip utama yang beliau tekankan. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan 1. Pendidikan Terpadu Sejak Dini Ulwan menekankan pentingnya pendidikan yang dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Menurutnya, pembentukan karakter dan nilai-nilai Islami harus dimulai secepat mungkin. Dalam hal ini, peran orang tua sangat krusial sebagai pendidik pertama dan ...

Transendensi dalam Rukun Iman: Menjembatani Keimanan dengan Kehidupan Spiritual

Rukun Iman merupakan dasar keyakinan dalam agama Islam yang terdiri dari enam elemen: iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir (qadha dan qadar). Transendensi, atau keberadaan di luar dan di atas pengalaman fisik dan material, merupakan konsep penting yang dapat ditemukan dalam setiap rukun iman ini. Dengan memahami transendensi dalam konteks Rukun Iman, seorang Muslim dapat memperdalam hubungan spiritualnya dengan Allah dan meningkatkan kualitas kehidupannya. 1. Iman kepada Allah Iman kepada Allah adalah rukun pertama dan paling fundamental. Allah adalah Zat Yang Maha Transenden, berada di luar jangkauan panca indera manusia dan tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-An'am: 103) Transendensi Allah mengajarkan bahwa segala sesuatu yang ada d...

Durasi Akhirat dalam Quran dan Hadis: Perspektif Teori Relativitas

Dalam Al-Quran dan hadis, durasi di akhirat sering kali digambarkan dengan jangka waktu yang sangat panjang. Salah satu pernyataan yang terkenal adalah bahwa satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Penjelasan ini membawa kita pada pemahaman yang mendalam tentang konsep waktu dalam perspektif agama Islam dan memunculkan pertanyaan tentang bagaimana konsep ini dapat dijelaskan atau dikaitkan dengan teori relativitas yang diperkenalkan oleh Albert Einstein. Waktu dalam Al-Quran dan Hadis Beberapa ayat Al-Quran menyebutkan durasi akhirat dalam hubungan dengan waktu dunia. Misalnya: - Surah Al-Hajj (22:47): "Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." - Surah As-Sajdah (32:5): "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seri...

Absurditas dalam Pemikiran Camus dan Konsep Qadha dan Qadar dalam Islam: Sebuah Tinjauan Komparatif

Albert Camus, seorang filsuf eksistensialis abad ke-20, dikenal dengan konsep absurditas yang menjadi salah satu inti dari filsafatnya. Di sisi lain, dalam Islam, konsep Qadha dan Qadar mengacu pada takdir dan ketentuan Allah terhadap segala sesuatu. Meskipun tampaknya kedua konsep ini berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, membandingkan pemikiran Camus tentang absurditas dengan konsep Qadha dan Qadar dalam Islam dapat memberikan wawasan menarik tentang bagaimana manusia memahami eksistensi dan takdir. Albert Camus dalam karya-karyanya seperti "The Myth of Sisyphus" menyajikan gagasan bahwa kehidupan pada dasarnya tidak memiliki makna yang inheren. Absurditas, menurut Camus, adalah hasil dari konfrontasi antara hasrat manusia untuk menemukan makna dan ketertiban di dunia, dengan kenyataan bahwa dunia itu sendiri acak dan tidak berarti. 1. Pemberontakan terhadap Absurditas: Camus menyarankan bahwa manusia harus menerima absurditas kehidupan dan memberontak terhadapny...

Peran Ulama dalam Masyarakat: Antara Pencerahan dan Tantangan Politik

Menjadi seorang ulama di tengah kehidupan masyarakat adalah peran yang sangat diperlukan. Ulama adalah figur sentral dalam memberikan pencerahan, membimbing masyarakat menuju jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama, dan menjaga moralitas publik. Namun, tantangan yang dihadapi oleh ulama dalam menjalankan peran ini sangat kompleks, terutama ketika mereka mencoba memasuki ranah politik. Di dalam Islam, ulama memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik dan membimbing umat. Mereka diharapkan menjadi teladan dalam hal moral, etika, dan spiritualitas. Tugas utama mereka adalah memberikan ceramah, mengajarkan ilmu agama, dan menjawab berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan beragama. Namun, sering kali terjadi bahwa peran ulama ini hanya terbatas pada simbolisme semata. Banyak ulama yang hanya terlihat pada saat memberikan ceramah atau khutbah, tetapi kurang berkontribusi dalam aspek sosial lainnya di masyarakat. Mereka mungkin dipandang sebagai tokoh yang hanya berbicara tanp...

Menghukum Penjudi Online dalam Perspektif Jinayah

Perjudian adalah salah satu aktivitas yang dilarang keras dalam Islam. Dalam konteks modern, perjudian telah berkembang pesat ke ranah digital, yang dikenal sebagai perjudian online. Dengan maraknya penggunaan internet dan teknologi, perjudian online menjadi lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat. Artikel ini akan membahas bagaimana Islam, melalui perspektif jinayah (hukum pidana Islam), memandang dan menangani masalah perjudian online. Jinayah merupakan cabang dari hukum Islam yang berfokus pada pelanggaran-pelanggaran kriminal dan penetapan hukuman bagi pelanggaran tersebut. Hukum jinayah bertujuan untuk menjaga lima prinsip dasar Maqashid Syariah (tujuan-tujuan syariah): menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Perjudian, dalam berbagai bentuknya, dianggap merusak prinsip-prinsip ini, terutama harta dan akal. Islam dengan tegas melarang segala bentuk perjudian, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Al-Qur'an menyatakan dalam Surah Al-Ma...

Hedonisme dalam Pandangan Ekonomi Syariah

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menekankan pencarian kenikmatan dan kesenangan sebagai tujuan utama hidup. Dalam konteks ekonomi, hedonisme sering kali dikaitkan dengan konsumsi berlebihan dan pencarian materi secara agresif. Ekonomi syariah, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, memiliki pandangan yang berbeda dan lebih seimbang mengenai tujuan hidup dan penggunaan harta. Artikel ini akan membahas bagaimana ekonomi syariah memandang hedonisme dan menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dan etis. Hedonisme berasal dari kata Yunani "hedone," yang berarti kesenangan atau kenikmatan. Dalam filsafat, hedonisme mengajarkan bahwa pencarian kesenangan dan penghindaran rasa sakit adalah dua tujuan utama manusia. Dalam ekonomi modern, hedonisme tercermin dalam perilaku konsumen yang mencari kepuasan instan melalui pembelian barang dan jasa yang sering kali tidak esensial. Konsumerisme yang didorong oleh hedonisme dapat menyebabkan perilaku konsumtif yang berlebihan,...

Kemajuan Teknologi dan Tanda-Tanda Kiamat: Perspektif Kontemporer

Kemajuan teknologi membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia, seperti kemudahan komunikasi, efisiensi dalam pekerjaan, dan peningkatan kualitas hidup. Namun, tidak sedikit yang berpendapat bahwa kemajuan teknologi juga membawa dampak negatif yang mengarah pada fenomena sosial dan lingkungan yang mendekatkan dunia pada tanda-tanda kiamat. Dalam konteks ini, beberapa ciri kiamat yang disampaikan dalam berbagai literatur agama dan interpretasi dapat dikaitkan dengan perkembangan teknologi saat ini. Media Sosial: Fitnah dan Perzinahan Media sosial, sebagai produk kemajuan teknologi, telah mengubah cara manusia berinteraksi. Kemudahan berbagi informasi dan berkomunikasi tanpa batasan geografis telah menciptakan dunia yang lebih terhubung. Namun, media sosial juga menjadi sarana yang potensial untuk menyebarkan fitnah, hoaks, dan hasutan. Informasi yang tidak benar atau sengaja disebarkan untuk menyesatkan orang lain dapat dengan cepat menjadi viral, menimbulkan konflik, dan kerusakan so...

Kecerdasan Buatan dalam Perspektif Maqashid Syariah: Menjembatani Teknologi dan Etika

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) merupakan salah satu perkembangan teknologi paling signifikan dalam era modern. Teknologi ini memiliki potensi untuk mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari industri, kesehatan, pendidikan, hingga sistem sosial dan ekonomi. Namun, seperti halnya inovasi teknologi lainnya, AI juga menimbulkan pertanyaan etis dan moral yang kompleks. Dalam konteks Islam, Maqashid Syariah—prinsip-prinsip tujuan syariah—dapat memberikan panduan dalam menilai dan mengarahkan pengembangan serta penerapan AI. Maqashid Syariah adalah konsep dalam hukum Islam yang merujuk pada tujuan-tujuan utama syariah yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia dan melindungi lima nilai dasar: agama (deen), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan (nasl), dan harta (maal). Prinsip-prinsip ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijakan sejalan dengan tujuan syariah. AI dan Maqashid Syariah: Sebuah Tinjauan 1...